Mungkin untaian kaliamat ini sudah tak asing lagi, di telinga kalian. Kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, maka ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Ternyata dengan menulis kita dapat mengukir keabadian sepanjang masa layaknya R.A Kartini.
Kartini yang Aku Pahami
Jika mengingat sosok perempuan dalam sejarah, tentu saja pikiranku tak pernah lupa dengan pahlawan perempuan yang sangat unik ini. Terutama dalam mengukir kisah nyata demi kemajuan kaum perempuan di tanah air tercinta.
Bahkan sejuta
kisahnya tak pernah lekang oleh waktu. Caranya berkontribusi untuk negara tak
pernah setengah-setengah dalam mewujudkan impiannya. Inilah kisah R.A Kartini yang
patut kita teladani, apalagi di masa seperti sekarang ini dimana kaum perempuan
banyak direndahkan tak hanya harga diri namun semua hal yang ada pada dirinya.
Kartini
memang menjadi contoh real dalam kehidupan ini. Bagaimana tidak, semasa
hidupnya yang hanya seperempat abad digunakan untuk mengabdi dan menginspirasi
semua orang. Tak hanya dikatakan sebagai pahlawan pendidikan perempuan ataupun pejuang
feminisme namun hingga saat ini namanya sangat harum. Keberhasilannya
memperjuangkan hak-hak perempuan harus diapresiasi. Yakni dengan adanya
memperingati hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2022, sebagai tanda
rasa syukur atas apa yang telah diperjuangkan hingga titik darah penghabisan.
Sosok
Perempuan: Kartini Menginspirasiku Untuk Berkontribusi
Sosok perempuan
yang sangat menginspirasi dalam berkontribusi, salah satunya dalah R.A Kartini.
Pahlawan perempuan sangat banyak berkorban demi kemajuan bangsa namun Kartini
memiliki kisah ya
Kesejahteraan kaum perempuan menjadi tujuan utamanya, dari kecil sosok Kartini mengalami penderitaan yang bertubi-tubi. Kondisi keluarga yang memotivasinya untuk terus berjuang dan pantang menyerah. Bagi anak perempuan yang jauh dari Ibu kandungnya sendiri memang tidak mudah dalam menjalani kehidupan. Kartini merupakan putri dari salah satu selir Bupati yang ada di Jepara.
Ia belajar banyak hal, meski
dari tempat yang palingg pahit sekalipun. Kartini kecil belajar arti dari
kehidupan yang sesungguhnya walaupun hubungannya dengan Ibu kandungnya sendiri tidak
sedekat layaknya anak dan ibu pada umumnya.
Kartini memiliki jiwa yang kuat, teguh atas pendiriannya untuk mewujudkan mimpinya dan berupaya dalam segala hal. Ia menerima nasib yang sesungguhnya sangat bertolak belakang, kondisi yang tidak disukainya. Ia merasakan bagaimana penderitaan Ibunya dan kaum perempuan pada saat itu.
Ia adalah cerminan bagaimana sesorang dalam
mengambil keputusan dengan resiko yang tinggi, ia tak pernah menyerah dengan
keadaannya meskipun banyak sekali ringtangan yang harus dihadapinya. Tapi, kini
hasil tidak menghianati proses kita tahu dan sekarang kita menikmati hasil dari
perjuangannya. Karena kebahagiaan hanya ada dalam diri kita sendiri, hal itu
harus diciptakan bukan untuk ditunggu.
Kartini Menulis: Kontribusi Perempuan Menuju Keabadian
Kontribusi
perempuan dalam ranah pendidikan, maupun sosial dan ekonomi dapat kita lihat
dari pengalaman Kartini. Tentu saja, Kartini banyak melahirkan karya-karya yang
sangat bermakna bagi setiap perempuan di Indonesia. Perlu kita catat dalam
benak kepala, bahwasannya kontribusi bagi kaum perempuan yang tak pernah hilang
dari peradaban adalah dengan cara menulis. Banyak kaum muda sekarang ini yang
terseret oleh canggihnya tekhnologi seperti gadget tak hanya satu atau
dua orang bahkan hampir menyeluruh.
Kartini
menulis ini mengajarkan pada diri kita sendiri untuk selalu berkontribusi
menuju keabadian. Maknanya dengan menulis kita akan dikenal oleh masyarakat dan
sejarah. Orang yang menulis tidak akan pernah mati, walaupun seorang itu sudah meninggal
dunia akan tetapi karyanya selalu ada dan dapat dinikmati oleh
generasi-generasi selanjutnya.
Post a Comment
Post a Comment